Lompatan Besar Nokia

Fajar hampir terbenam di distrik Naviglio, Milan, sementara kafe dan restoran pizza dipenuhi para pencari hiburan. Karena tertarik dengan hentakan musik rock, para remaja dan pemuda usia 20-an menuju sebuah truk kontainer yang diparkir di Piazza 24 Maggio. Salah satu sisi truk ini terbuka sehingga berfungsi sebagai panggung, yang menampilkan layar TV raksasa, seorang DJ, dan penari breakdance. Namun daya tarik utama adalah 40 konsol game elektronik berukuran sangat kecil yang dipasang untuk uji coba gratis. Para pengunjung menjajal peianti kecil canggih tersebut, berteriak kegirangan saat berhasil meledakkan penjahat, dan merasa frustrasi saat tergelincir dari jalur lomba dan menabrak dinding. "Saya belum pernah melihat hal seperti ini," ujar vicenzo Coni, mahasiswa berusia l8.
Milan hanyalah salah satu persinggahan tur N-Gage European yang dilakukan Nokia Corp. Dalam lawatan ke 55 kota di 16 negara, acara ini merupakan aksi penjualan besar-besaran yang ditujukan untuk membangun popularitas peranti. nirkabel terbaru dari produsen ponsel terbesar dunia di kalangan kaum muda Eropa. Namun, peranti ini bukan ponsel Nokia biasa. N-Gage, yang dijual di sebagian besar belahan dunia pada 7 Oktober dengan harga eceran $300, adalah mesin game luar biasa dengan grafik 3-D berkecepatan tinggi dan suara stereo-seperti Game Boy untuk orang dewasa, atau PlayStation yang bisa disimpan dalam saku. Peranti ini juga merupakan ponsel, pengirim SMS, radio FM, dan pemutar musik digital (dalam bentuk yang tampil keren).
Kedengarannya seperti mainan, tapi bagi Nokia ini bukan mainan anak-anak. Perusahaan Finlandia ini mencoba menembus industri mainan yang penuh jebakan, di mana satu tampilan kurang keren saja sudah cukup untuk menghancurkan kredibilitas dan membuat penjualan terpuruk. Nokia telah membelanjakan puluhan juta dolar untuk mengembangkan N-Gage dan akan membelanjakan $100 juta lagi untuk promosi. Kini, nasib ponsel hebohnya itu bera da di tangan para pemain game yang tak tahu adat, yang sebagian di antaranya telah mencela N-Gage sebagai "tak berotak" dan menyebut Nokia "bahan tertawaan." Sungguh menyakitkan.
Saat memasuki dunia fantasi ini, Nokia menghadapi banyak tan tangan yang baru sama sekali. Nokia harus mengumpulkan produ sen game terbaik dunia, yang dikenal banyak menuntut dan suka _berubah-ubah serta gampang beralih jika N-Gage tak berhasil. Nc kia mengatakan bakal menghasilkan 20 judul game untuk N-gag pada Natal-termasuk versi baru Tomb Raider dan deretan produk Tony Hawk's Pro Skater, yang diperkirakan bakal menjadi dua judi terlaris. Namun apakah ini cukup untuk menjaring pembeli? Nokia juga berusaha keras agar N-Gage dipampang di toko game, buka hanya toko ponsel. Dalam rangka membidik gerai ritel ini. Nokia berisiko mengesampingkan pelanggan intinya, operator mobile.
Rintangan semacam itu sangat mirip dengan tantangan yang dihadapi Microsoft saat meluncurkan konsol game Xbox-langkah yang belum membawa hasil. Namun dalam pandangan perusahaan Finlandia ini, mereka tak punya pilihan lain. Nokia telah lama menjadi pemimpin dalam industri komunikasi bergerak, dengan pangsa pasar global sebesar 39%. Namun persaingan ketat telah menciutkan penjualan dan laba. Meski Nokia kemungkinan besar akan mencatat penjualan ponsel 12% lebih besar tahun ini dibanding 2002-alias i70 juta unit-tekanan harga mungkin bakal mengikis pendapatan keseluruhan sebesar 1,4%, menjadi $26,3 miliar, demikian perkiraan Merrill Lynch & Co. Aksi belanja besar-besaran untuk peluncuran N-Gage dan berlanjutnya kerugian bisnis jaringan bergerak Nokia akan memangkas laba keseluruhan 1,6%, menjadi $3,8 miliar. Para investor mencium adanya jebakan komoditas dan mulai kehilangan antusiasime: Saham Nokia turun 20 % dari level tertinggi Desember lalu.
Itulah sebabnya perusahaan dituntut untuk terus menciptakan produk inovatif yang mendongkrak pertumbuhan. Nokia menetapkan target penjualan sedikitnya enam juta konsol N-Gage dalam dua tahun ke depan, yang bisa menghasilkan pendapatan lebih dari $1,2 miliar dengan perkiraan margin kotor 45 %, atau lebih tinggi daripada rata-rata 40% yang dicatat Nokia. Namun analis masih belum tahu pasti seberapa besar kontribusi N-Gage nantinya. Merrill Lynch memperkirakan pendapatan peranti genggam Nokia akan turun 5% lagi pada 2004 alabat berlanjutnya tekanan harga.
Namun, penjualan peranti keras hanya merupakan sebagian dari gambaran keseluruhan. Nokia sedang membidik beragam royalti menggiurkan. Jika pola industri terbukti tetap berlaku, N-Gage dapat menumbuhkan pasar peranti lunak game yang dua kali lebih besar dibanding penjualan peranti keias. Analis Stuart Jeffrey dari perusahaan pialang Lehman Brothers di London memperkirakan 10 juta pemilik N-Gage yang membeli rata-rata tiga game per tahun akan memberikan pendapatan royalti senilai $150 juta per tahun bagi Nokia. Selain itu, Nokia berencana mulai menjual game sen- diri tahun depan, yang dapat menghasillcan pendapatan dua kali lipat per unit.
Kemudian, masih ada layanan yang bisa ditawarkan. Untuk sementara ini, Nokia akan menawarkan akses gratis ke "N-Gage Arena" on-line miliknya, di mana para pemain bisa saling bertukar kiat game dan meng-upload skor terbaik mereka. Tapi mulai tahun de- pan, Nokia dan pihak ketiga kemungkinan mulai menjual peranti lunak (mulai dari upgrade hingga tokoh game) melalui akses on-line itu ke para pengguna N-Gage yang jumlahnya semakin besar. "Kami membangun sebuah sistem yang sama sekali baru," ujar CEO Jorma Ollila dari Nokia.
N-Gage merupakan langkah paling berani Nokia sepanjang sejarah dalam sebuah evolusi yang dimulai sejak medio 90-an. Saat itu-lah perusahaan ini mulai melakukan diversifikasi produk guna membidik konsumen berbeda-pengguna baru, penggila fesyen, eksekutif bisnis, dan sebagainya. Pada 26 September, Nokia melangkah lebih jauh dengan membagi usahanya menjadi empat divisi besar: jaringan bergerak, ponsel umum, peranti hiburan nirkabel, dan produk bisnis bergerak, yang masing-masing ditujukan pada berbagai peluang pasar. "Secara strategi, Nokia melakukan tindakan benar dalam upaya mengembangkan pasar yang dituju," kata analis Tim Luke dari perusahaan pialang Lehman Brothers di New York.
INDUSTRI TEMAN MAKAN TEMAN
Nokia telah membuktikan diri mampu menguasai bisnis baru. Sejak pertengahan 2002, Nokia telah menjual lebih dari 5 juta ponsel kamera digital di Eropa, di mana masyarakat kini keranjingan memotret, menyimpan, dan meng-e-mail gambar melalui peranti genggam. Keberhasilan Nokia ini coba ditiru produsen telepon terbesar No.2 di dunia, Motorola, dengan hasil yang beragam. Tak sulit bagi kita untuk menerka alasan Nokia memilih game sebagai wilayah penjelajahan berikutnya. Dengan penjualan tahunan $30 miliar, bisnis ini membuat Hollywood tak ada apa-apanya-dan tumbuh semakin cepat. Namun banyak produsen elektronik, mulai dari Apple Computer hingga Philips Electronics dan Samsung, mengalami kegagalan dalam upaya memasuki arena ini secara paksa. "Industri ini banyak diwarnai sejarah kegagalan dan dipenuhi aksi "teman makan teman"," ujar analis game Richard Ow dari perusahaan riset pasar NPD Group Inc. di Port Washington, New York.
Belum apa-apa, langkah Nokia itu mendapat hujan kritik. "Mencoba memasukkan game pada ponsel sama saja seperti menambahkan TV ke mesin cuci," kata Alan Caron, 21, pekerja pengiriman di Milan yang punya lima tindik di bibir dan sebuah Game Boy di rumah. Sikap skeptis semacam itu tak menyurutkan langkah Nokia. "mendapat kritik saat memasuki pasar ini sudah menjadi tradisi," ujar Stefan Lampinen, direktur game Nokia's European, yang bergabung tiga bulan lalu dari produsen peranti lunak No.l Electronics Arts Inc., Redwood, California.
Yang membedakan N-Gage dengan semua pendahulunya tak lain dan tak bukan adalah kemampuan komunikasinya. Berkat teknologi radio jarak pendek bernama Bluetooth, peranti genggam ini menjadi handset pertama yang memungkinkan para pemain bersaing atau bekerja sama secara nirkabel dari ruangan berbeda. "Tak diragukan lagi, ini adalah kemajuan besar bagi semua game yang tersedia di ponsel,".kata Marco Zanon, 19, mahasiswa yang menjajal N-Gage di Milan. Nokia belum mengumumkan rencana dukungan Wi-Fi, karena masih harus menunggu diterapkannya teknologi 3G (teknologi seluler generasi III).
N-Gage juga dapat berfungsi sebagai ponsel yang mampu mengirimkan data, namun fitur ini masih dalam pengembangan. Karena dibangun dengan standar GSM, N-Gage tak bisa dijual di Jepang atau Korea sebelum muncul versi berikutnya yang mendukung jaringan CDMA 3G. Yang lebih penting lagi, jaringan bergerak belum cukup cepat untuk bermain game dengan seorang teman dari seberang kota atau seberang benua secara seketika (real-time).
Namun, Nokia memperkirakan ada jutaan orang berusia 18-35 yang sudah tak cocok lagi dengan Game Boy tetapi masih ingin bermain sambil melakukan perjalanan atau nongkrong. Sejumlah judul N-Gage pertama juga berhasil membuka lahan baru dalam game multi-pemain. Contohnya Splinter Cell, yang diciptakan Gameloft asal Perancis: Dengan mengirimkan data secara nirkabel dari ponsel ke ponsel, para pemain saling membantu memanjat dinding atau menyelinap melewati jebakan. "Nokia benar-benar menciptakan jalan sendiri dengan peranti ini," ujar CEO Michel Guillemot dari Gameloft.
Meski demikian, perusahaan Finlandia ini tak berharap N-Gage bias terjual begitu saja. Itulah sebabnya mereka melakukan promosi dengan berbagai cara. Nokia telah menciptakan sebuah merek dan wajah yang sama sekali baru untuk N-Gage, dengan menghindari warna putih, hijau, dan biru lembut identitas perusahaan serta lebih memilih latar hitam, tipografi merah mencolok, dan situs internet yang dipenuhi animasi Flash serta alunan musik. Belanja iklan N-Gage yang mencapai $100 juta akan sama dengan sepertiga total belanja iklan perusahaan ini tahun lalu. Kemudian, untuk mendongkrak popularitas, Nokia mensponsori acara seperti Kejuaraan Dunia papan luncur salju.
Nokia juga telah menjaring talenta dari luar. Kepala unit hiburan dan medianya di Asia, Loren Shuster, bergabung tiga tahun lalu dari MTV Asia, sementara rekan kerjanya di Amerika, Nada Usina, bergabung setahun lalu dari Yahoo! Inc. Tapi, meski dengan talenta semacam itu, sejumlah langkah keliru tetap tak terelakkan. Presiden Nokia, Pekka Ala-Pietila, teringat saat pertama para eksekutif menghadiri pameran game E3 di Los Angeles pada 2001. "Kami semua salah kostum. Kami mengenakan dasi," ujarnya sambil tertawa. "Bahkan saat dasi dicopot, kami tetap terlihat salah kostum. Kini mereka mengenakan kaus N-Gage warna merah menyala, dan petugas mereka yang bekerja di stan memiliki kuncir kuda, rambut dicat biru, topi ski, atau bahkan jerawat.
KEPUTUSAN BERANI
Nokia mungkin kesulitan memperkirakan gaya jalanan, tapi perusahaan ini telah mengembangkan game selama bertahuntahun. Sejak 1998, Nokia mulai memasukkan aplikasi sederhana 'pembuang waktu' bernama Snake ke ponselnya. Pada 2001, Nokia juga mulai membuat ponsel yang memainkan game sederhana dalam bahasa pemrograman Java. Pada saat yang kurang lebih sama, di bawah kepemimpinan Ilkka Raiskinen, kini senior vice president unit hiburan dan media, sebuah tim mulai memetakan rencana konsol game jinjing dengan kemampuan memainkan judul game yang lebih canggih. Saat itulah Nokia mengambil keputusan paling berani: Menjual game pada kartu memori yang dapat dilepas, bukannya melalui download lewat nirkabel. "Penerbit game menginginkan media penyebaran fisik untuk mendapatkan kendali lebih baik," ujar Raiskinen. Selain itu, download melalui jaringan bergerak saat ini memakan waktu dan biaya.
Pilihan teknis yang tampak sederhana ini mengubah kisah N-Gage selamanya. Pilihan ini memungkinkan penerbit game mengembangkaa produk yang lebih besar dan lebih beragam, sebanding dengan Game Boy atau bahkan game asli pada PlayStation-dan menetapkan biaya berkisar $30-40, dibandingkan dengan biaya rata-rata download permainan Java dari operator bergerak yang sebesar $5. Namun taktik Nokia merupakan hantaman bagi operator, yang saat ini sedang menikmati ledakan penjualan game Java. Meski mereka mampu menjual game N-Gage di toko mereka dan mengantungi selisih harga eceran, operator takkan memperoleh jasa airtime dari download permainan yang dilakukan melalui jaringan.
Keputusan desain Nokia itu masih cukup menunjukkan gaungnya. Pengumpulan kanal distribusi baru-toko yang menjual game dan konsol, bukan hanya telepon-merupakan salah satu tantangan terbesar. Lampinen, yang memimpin bisnis Nokia di Eropa, mengatakan di Eropa saja, N-Gage akan tersedia di 28.000 lokasi ritel, dan sekitar 15.000 di antaranya adalah toko-toko yang belum pernah menjual produk Nokia sebelumnya. Di Amerika Utara, raksasa seperti Target, Circuit City, dan Electronics Boutique juga telah ikut serta.
Sementara itu, Nokia masih membutuhkan operator untuk mendukung N-Gage, karena peranti ini hanya dapat berfungsi jika chip teleponnya diaktifkan. Namun sebagian operator kelihatannya sedikit ogah-ogahan. Salah satu operator besar di Eropa menyatakan kekhawatirannya bahwa N-Gage akan menyedot laba dari bisnis Java yang menguntungkan sebuah kekhawatiran yang aneh, karena N-Gage juga dapat memainkan game Java. Kebanyakan game multi-pemain di N-Gage akan dilakukan melalui koneksi Bluetooth lokal, bukan melalui jaringan bergerak. "Para operator tak melihat adanya imbalan bagi mereka," ujar .Paul Maglione, senior vice president pemasaran di penerbit game Java yang berpusat di London, Digital Bridges Ltd.
Namun, ada yang tetap bergabung dan berharap jadi pihak pertama yang merasakan keuntungan. Pendukung yang paling antusias adalah Deutsche Telekom T-Mobile, yang akan meluncurkan N-Gage di Eropa dan AS serta menawarkan akses data tanpa batas dengan tarif $10 per bulan. Para pendukung lain meliputi Vodafone dari Inggris, Orange, dan mm02, serta E-Plus dari Jerman.
Nokia berhasil meluncurkan 10 judul game dan mungkin akan bertambah 10 lagi sebelum Natal. "Untungnya bagi Nokia, mereka memiliki banyak perancang game," kata Jay Defibaugh, analis permainan Credit Suisse First Boston di Tokyo. Kemenangan terbesar adalah menggaet Electronic Arts pada Agustus: Judul pertama untuk N-Gage yang akan diluncurkan raksasa peranti lunak ini, game tentang football Amerika, diperkirakan keluar akhir tahun.
Namun, para perancang game mengeluh bahwa N-Gage memiliki sejumlah kelemahan serius. Nokia membela dengan menyatakan rancangan game itu sesuai dengan telepon bergerak, meski Nokia tak urung memodifikasinya pada versi kedua N-Gage yang akan keluar sebelum Natal 2004, kata sumber dari kalangan industri. Demikian juga, sebagian besar mitra telah mengeluhkan bahwa harga $300 untuk N-Gage itu terlalu mahal-tiga kali dari harga Game Boy terbaru. Namun, harga ini masih bisa dinegosiasikan: Operator berencana menjual N-Gage bersubsidi dengan program layanan berharga variatif mulai dari $1 hingga $160, dan kebanyakan berharga $100.
PESAING BESAR JEPANG
Kekhawatiran yang lebih besar adalah apakah Nokia bisa terus bermain di sektor video-game. "Sukses tidak ditentukan oleh peluncuran," kata Brian Farrell, CEO produsen game THQ Inc. yang bermarkas di Calabasas Hills (California), yang telah memproduksi tiga judul N-Gage termasuk Red Faction dan MotoGP. "Yang lebih menentukan adalah bagaimana Nokia berprestasi pada dua atau tiga tahun ke dep. " Salah satu tantangannya adalah menarik perancang game kelas dua dan tiga. "Memilila judul judul laris hanya akan bertahan selama 90 hari," ujar seorang produser game kecil. "Nokia harus membuka program kepada lebih banyak pihak atau perusahaan itu terancam gagal."
Kemudian, tantangan lain adalah persaingan. Sejak 1989, Nintendo Co. telah menjual 157 juta Game Boy, dan 40 juta di antaranya masih digunakan. Produk terbaru Game Boy Advance SP, yang bentuknya mirip telepon bergerak dan jelas merupakan upaya untuk memperluas sasaran Game Boy, yang tak hanya remaja laki-laki berusia di bawah 15 tahun. Sejauh ini, kata para analis, SP telah menjual lebih dari 5 juta unit. "N-Gage takkan mempengaruhi kami," ujar jubir Nintendo di Kyoto, Ken Toyoda. "N-Gage bukan produk pasar massal".
Yang lebih mencemaskan Nokia adalah Sony Corp, yang sudah mengumumkan PlayStation Portable, yang akan diluncurkan di Jepang akhir 2004. Tak banyak yang diketahui soal sistem ini, tapi fasilitasnya mungkin mencakup komunikasi nirkabel inframerah dan Wi-Fi yang sudah terpasang di dalam. "Sony adalah jagonya menciptakan desas-desus soal platform seperti ini," ucap Nicolas Petit, konsultan Arthur D. Litde di Paris.
Bahkan pengkritik terkeras N-Gage setuju bahwa kemunculannya akan mengubah industri game selamanya. N-Gage tak hanya akan mempopulerkan konsep hubungan nirkabel di antara pemain, tapi juga memacu perkembangan generasi baru judul-judul game multi pemain. Sekelompok orang yang ragu mengatakan inovasi yang dirintis oleh Nokia kemungkinan akan dieksploitasi dengan baik oleh Sony dan Nintendo. Tapi, CEO Nokia, Ollila, tidak peduli. "Kami berencana bertahan untuk jangka panjang," ujarnya seperti tokoh pahlawan dalam video-game.
Pustaka :
Andi Reinhardt. 2006. Lompatan Besar Nokia dalam Marketing for Decision Maker. Kumpulan Artikel. Field Survey Indonesia. Jakarta
Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan.
Tom Bodett